Kamis, 06 Agustus 2015

Cerpen Pengalaman Pribadi #part 2

Perjalanan Menuju Putih Abu-Abu

            Di kesunyian, alarm berbunyi. Aku terbangun dari tidurku. Ku tengok ke arah dinding. Jam menunjukkan pukul 03.45. “Hampir Subuh” pikirku. Kubuka jendela kamar. Deru angin pagi berhembus masuk menembus kulit, menusuk tulang. “Dinginnya…” ujarku. Aku pun berbalik, berniat untuk membereskan beberapa buku yang sempat tercecer karena belajar semalam suntuk. Meski Ujian Sekolah dan Ujian Nasional telah usai sebulan yang lalu, aku masih harus rajin-rajin membuka buku setelahnya. Untuk apa lagi kalau bukan untuk test masuk SMA, dan esoknya adalah hari pertama tes masuk. Yang jadi pilihanku kali ini adalah SMAN 1 Krembung. Aku pun memungut buku-buku itu satu persatu, lalu aku kumpulkan menjadi satu. Setelah itu, aku membuka salah satu dari buku tersebut. Hanya sekadar membacanya sedikit. Tak terasa beberapa menit telah berlalu. Terdengar sayup-sayup suara Azan subuh berkumandang. Segera ku langkahkan kaki menuju kamar mandi untuk mengambil air wudhu, lalu ku tunaikan ibadah sholat subuh. Setelah itu, kulanjutkan untuk mempersiapkan segala keperluan untuk test hari pertama. Sang fajar telah naik ke peraduannya, pertanda hari baru telah dimulai. Kutenteng tas ranselku dan aku siap untuk test masuk hari ini. Sesampainya di SMAN 1 Krembung, aku berjumpa dengan teman-teman SMP yang juga ingin mengikuti test masuk.
Kusapa mereka “Hey, udah siap untuk test hari ini?”.
“Ya udah lah” kata mereka. Alhamdulillah, test berjalan dengan lancar. Begitu pun di test hari kedua. Kini, tinggal menunggu pengumuman.
            Saat pengumuman, jantungku berdetak lebih cepat, darahku berdesir, aku harap-harap cemas saat itu, berharap agar lolos. Kucari namaku, berharap namaku tercantum dari sekian banyak deret nama yang ada di kertas pengumuman. Akhirnya, aku lolos dan aku bisa bernafas lega. Kupanjatkan syukurku pada Sang Maha Pencipta. Sungguh senang aku saat itu. Esoknya, aku berangkat ke SMAN 1 Krembung untuk daftar ulang. Setelah itu, siswa-siswi baru masuk beberapa hari untuk persiapan MOS, dan beberapa test lainnya. Hari pertama masuk sebagai siswa baru, rasanya senang, dan sedikit tidak percaya jika aku sudah menjadi murid SMA. Aku bertempat di kelas X-4, meski itu adalah kelas sementara. Aku mendapat banyak teman disana, meski banyak juga yang belum terlalu akrab. Tapi, aku senang akhirnya bisa mendapat teman baru. Aku berharap, semoga untuk kedepannya bisa lebih baik lagi.

Puisiku : Semangat Pagi

Semangat Pagi
Oleh : Evita Purnama Sari

Saat ku enggan terbangun dari alam mimpi
Sang surya telah siap tuk terangi dunia
Sinar yang menyelinap menerobos jendela kamar
Yang akan siap bangunkanku

Ku buka jendela kamarku
Jendela yang membawaku melihat dunia luar
                                    Ku lihat mentari kian tersenyum padaku
                                    Ku hirup udara pagi yang menyegarkan

Ku rasakan angin berhembus semilir
Kicau burung yang merdu  bagai nyanyian
Embun yang masih setia membasahi daun
Serta ayam berkokok yang siap tuk sambut datangnya pagi

Menandakan hari baru akan segera dimulai
Hari baru semangat baru
Langit yang cerah hati pun cerah
Air yang jernih pikiran pun juga jernih

Kuatkan hati, bulatkan tekad
Sambut hari baru dengan penuh percaya diri
Tuk capai harapan dan mimpi


Puisiku : Khayalku

Khayalku
Oleh : Evita Purnama Sari

Andai ku seorang puteri
Ku dapat bertindak sesuka hati
Tak bisa ku pungkiri
Ku ingin itu terjadi

Andai ku seorang puteri
Ku bisa duduk bersama Raja dan Permaisuri
Ku dapat menunggang seekor kuda poni
Yang berlari kesana kemari

Andai ku seorang puteri
Ku bersolek layaknya Barbie
Dapat berdandan sesuka hati
Dan membuat semua gadis merasa iri

Dalam dunia khayal ku bermimpi

Kapan itu bisa terjadi ?

Puisiku : Alam Mimpi

Alam Mimpi
Oleh : Evita Purnama S

Lelah ku rasakan
Rasa kantuk pun menyerang
Ingin ku bebaskan
Tuk terlelap di malam berbintang

Terpejam mataku
Kuharap mimpi indah datang padaku
Namun Tuhan tak berpihak padaku
Mimpi buruk datang menghantuiku

Terjebak aku dalam alam mimpi
Bermimpi kisah lama yang telah terjadi

Keringat bercucuran basahi tubuh
Kumohon siapapun tolong aku !

Alam mimpi tak ubanhnya sebuah ilusi
Terdapat sebuah kejadian yang tak pasti
Yang mungkin semua orang pernah alami

Dan tak pernah bisa di pahami

Kamis, 14 Mei 2015

Naskah Film Pendek

Hai readers...udah lama banget aku nggak ngepost. Kali ini aku mau ngepost sesuatu. Buat ujian praktik kemarin, kelasku disuruh buat film pendek nih. Terus sekalian aja naskahnya aku post disini. Siapa tahu bermanfaat. Maaf ya kalau banyak yang salah, atau kurang bagus. Karena saya sendiri juga masih amatir. Jadi kritik saran diterima deh. Oh ya, makasih ya yang udah mengunjungi blogku...

Ketika Perbedaan Menjadi Penghalang
Disebuah SMP terdapat suatu geng yang bernama D’KACANG (Dari Kumpulan Anak Cantik ANd Ganteng).  Yang terdiri dari KIKY, ROSI, NADYAH, JALU, MUJIB, dan DAFFA. Mereka punya karakter berbeda. Kiky dengan watak yang Ceria, Ceplas-ceplos, dan agak manja. Rosi dengan watak periang, dan ramah pada siapa saja. Nadyah dengan watak baik dan bijak. Jalu dengan watak easy going dan agak sensitif. Mujib dengan watak adil dan bijaksana. Daffa dengan watak pendiam dan tidak suka ikut campur urusan orang lain. Namun, selama 3 tahun itu pula salah satu geng di sekolah membencinya. Geng tersebut bernama D’ANGELS.

Di Sekolah
Reza      : Eh eh, liat deh mereka ! (nunjuk geng D’KACANG)
Vita        : Apa ? Siapa ? (nengok kanan kiri)
Reza      : Itu loohhh.
Vita        : Kenapa emang ?
Reza      : Hebat ya mereka, udah 3 tahun tapi masih sama-sama.
Vita        : Huh… hebat ? terus kita kan juga udah 3 tahun Rez ? kamu nggak inget ? amnesia kamu kumat ya ?
Vina       : Iya, kebiasaan Reza tu.
Reza      : Hehehe…
Vita        : Emm…aku punya ide bagus nih, buat bikin mereka pisah.
Vin&Rez: Apa ? apa ?
Vita        : bzbzbzbzbz…… (berbisik-bisik pada mereka berdua)
Vin&Rez: Ok ok. Ide bagus. Terus rencananya mulai kapan ?
Vita        : Besok aja. Ok?
Vin&Rez: Ok ok.

Keesokan Harinya
Di Kelas
Vita        : Loh loh…dimana HPku ? aduhh gimana nih ?
(panik sendiri, sambil menggeledah tasnya)
Vina dan Reza menghampiri Vita.
Reza      : Kenapa Vit ?
Vita        : HPku nggak ada.
Vina       : Innalillahi wainnalillahi Rozi’un.
Vita        : Bukan gitu maksudnya Vinaaa…Hpku hilang…
Vin&Rez: Kok bisa?
Vita        : Nggak tau, tadi aku taruh tas.
Reza      : Coba kita tanya temen-temen ? barangkali ada yang tau.
Vita        : EH TEMEN-TEMEN ADA YANG TAU DIMANA HPKU NGGAK ? (berteriak pada semua orang di kelas)
All          : Nggak, nggak tau.
Vina       : Apa waktu Olahraga tadi ada yang dikelas ?
All (salah satu dari mereka) : Ada, Jalu. Coba kamu tanya dia.
Vita        : Ok Makasih.
Lalu Vita, Reza dan Vina pun akan keluar kelas menemui Jalu, namun tiba-tiba Jalu masuk kelas.
Vita        : Nah itu dia,…eh Jalu kamu tadi di kelas kan waktu pelajaran olahraga ? kamu tau dimana HPku nggak ? HP aku nggak ada.
Jalu        : Aku mana tau, lagian tadi juga nggak ada orang yang masuk kelas.
Vina       : Terus kamu tadi ngapain nggak ikut olahraga ?
Jalu        : Kakiku sakit. Udah dari kemarin.
Vita        : Emm…tapi bukan kamu kan yang nyembunyiin ? (tanyanya penuh curiga)
Jalu        : Ooh…jadi kamu nuduh aku ?
Vita        : Emang aku bilang kalau aku nuduh kamu ? enggak kan ?
Jalu        : Eh, dari gelagatmu itu aku udah tau Vit. Mau kamu apa sih ?
Vita        : Eh aku nggak nuduh kamu ya, kamunya aja yang…(terpotong)
Jalu        : Akunya yang apa ?
Vita        :blablablablabla……
Jalu        : blablablabla……
Mereka pun saling adu mulut. Dan…
Reza      : STOOOPPPP !!!
Reza      : Lebih jelasnya kita geledah tasnya Jalu. Dia yang sembunyiin apa bukan.
Jalu        : Ok. Siapa takut.
Mereka pun menggeledah tasnya Jalu. Lalu, semua orang di kelas terkejut melihat isinya.
Vita        : Terus ini apa ? (memegang HPnya dan mengarahkannya ke Jalu)
Jalu        : Tt..ta..tapi aku nggak nyuri itu. (ucapnya terbata)
Vina       : Halahh…ngk mau ngaku lagi.
Vita        : Udah jelas-jelas buktinya ada di tas kamu. Maling mana ada yang ngaku ?
All          : HHUUUUUUU !!!! Dasar maling (semua menyoraki Jalu)
Lalu teman-teman gengnya pun datang menghampiri Jalu.
Rosi       : Jalu, apa bener kamu yang ngelakuin itu ?
Mujib    : Yo! Bro, emang lo yang nyuri ?
Kiky      : What Happen sama kamu Lu ?
Jalu        : Guyss… aku nggak nyuri. Beneran. Aku berani sumpah. Kalian juga nggak percaya sama aku ?
Nadyah: Aku yo ngerasa ada sing salah gek kene.
Jalu        : Tuh kan.
Daffa     : Sebenernya aku nggak mau ngurusin urusan orang lain, tapi karena kamu temenku. Okelah. Tapi, kamu tadi ngapain waktu pelajaran olahraga ?
Jalu        : Aku ada di kelas. Soalnya kakiku masih sakit. Terus di kelas aku cuma tidur. Dan AKU NGGAK NGAMBIL HPNYA VITA.
Rosi       : Coba kita cari tau.
Mujib    : Gimana caranya ?
Jalu        : Nggak usah deh, lagian mereka semua udah anggep aku maling. Nggak ada gunanya selidikin ini.
Daffa     :Tapi, aku ngerasa nggak sreg karena kesalah pahaman ini. Orang lain yang salah, tapi kamu yang kena imbasnya. Nggak adil itu namanya Lu.
Jalu        : Terserah kalian lah.
Kiky      : Ahaa !!! I punya idea.
Nadyah: Opo ?
Kiky      : bzbzbzbzbzbz………(berbisik)
Rosi       : Ok, lagian aku juga nggak begitu suka sama itu geng. Besok kita Tanya dia.
Pagi harinya
Kiky      : VINA! You tahu kan who sebenernya yang mencuri Hp-nya Vita ? (menuding ke muka Vina)
Vina       : Vita pelakunya... Aku kemarin mau cerita tapi gak dibolehin Vita ? Dia nginjek kaki aku... Aku takut.
Jalu        : Dasar Si Vita.....  Akan kuberi pelajaran dia... (pergi meninggalkan mereka)
Nadyah: Sek, ojok gupuh sek... Cek dijelasno ambek Vina. (memegang tangan Jalu)
Vina       : Iya ... Kami sangat iri dengan kalian karena walau ada masalah, justru menambah kuat hubungan kalian.
Nadyah: Haha... adakno arek-arek iri ambek kene....
Jalu        : Terus bagaimana dengan aku? (memegang dadanya)
Mujib    : Udahlah Lu... Kita kan udah tau kebenarannya.. Udah jangan dipikirin...
Jalu        : Tapi aku gak terima dituduh seperti itu...
ALL        : Udahlah..
Jalu        : (pasrah)
Di sekolah
Vita        : Kemana aja kamu kemarin?
Vina       : Aku kemarin di rumah aja...
Vita        : Maksud aku kemarin di sekolah ?
Vina       : Aku kan sama kalian ?
Vita        : WAKTU SIANG SAAT PULANG BARENG... KENAPA KAMU KEMARIN GAK ADA VINA?
Vina       : Aku kemarin diajak Geng D’KACANG ke kelas.
Reza      : Ngapain ?
Vina       : Dikasih lolipop.. Kalian mau ini masih ada sisa kemarin... Tapi sisa satu, kalian bisa berbagi.
Vita        : Ngapain ?
Vina       : Aku kemarin ngomong kalo Vita yang menyembunyikan Hpnya ke tas Jalu.
RV          : APA ?
Vina       : Kenapa ? Kan bener kalo Vita yang menyembunyikan.
RV          : VINA....
Vina       : Apa ?
RV          : Aduh....
Pada kesempatan yang sama Kiky sedang terserang demam.
Kiky      : Aduh guys... me sedang fever nih...
Nadyah: Awakmu wes perikso tah?
Kiky      : Belum, your ibu kan dokter? Please bikinin resep buat aku dong.
Nadyah: Yo wes.. Mene tak gawakno.
Keesokan harinya di beringin samping kelas
Nadyah: Iki loh Ki.. Obatmu...
Namun di sisi lain Geng D’Angel tidak sengaja melihat mereka.
Vita        : Aku punya rencana baru ... Gini kita fitnah mereka... Mereka kan bawa obat, foto, kemudian di tunjukkan ke temen-temen, dan katakan bahwa itu narkoba.
Vina       : Tapi itu kan hanya obat.
Vita        : (memukul lengan Vina) Ihh...aku tadi bilang apa.. FITNAH
Reza      : Apa nggak keterlaluan Vit ?
Vita        : Udah.. Mereka telah membuat geng kita tidak disukai karena masalah yang kemarin terbongkar gaaragara nih anak (mencubit Vina)
Vina       : Aduh...
Vita        : (Memotret Kiky yang menerima obat dari Nadyah) Ayo kita sebarkan...
Sesampainya di kelas
Vita        : Guys lihat.. Ini foto geng D’ KACANG sedang mengkonsumsi narkoba.
TT          : HAHH... Yang bener ? Coba lihat.
TT          : Ya Tuhan... Aku gak nyangka kalau mereka bisa ngelakuin hal segila itu... Pantas saja mereka diem.. Ternyata mereka nyembunyiin itu... Ayo kita laporin ke guru BK.
TT          : Iya... Iya... Harus itu.
Sesampainya mereka di ruang BK
TT          : Bu...bu...bu..bu (sambil tergopoh  gopoh)
GBK       : Ya... Ya... Ya.. Ada apa ?
TT          :  Ini bu....  Lihat foto murid yang sedang mengkonsumsi narkoba.
GBK       : Hah.. Coba ibu lihat.... (terbelalak) Wahhh... Ini harus  segera ditindak lanjuti... Panggil mereka sekarang....
Di Kelas
TT          : Eh.. Eh... D’KACANG kalian dipanggil ke Ruang BK tuh, sekarang.
GDK       : HAHHH.... Ada apa ?
TT          : Tau tuh dipanggil pokoknya, cepetan.
Sesampainya di ruang BK
Vita        : Guys 10X... Ayo kumpul ke ruang BK... Ada anak yang diinterogasi sedang menkonsumsi narkoba.
Setelah semua orang ke ruang BK
GBK       : Apa ini hah? Perbuatan kalian bener-bener tidak dapat ditoleransi...
Kiky      : But, this is bukan seperti yang ibu kira... This is cuma obat penurun fever buk...
GBK       : Gak... Ibu gak percaya ...
Nadyah: Lo temen lo buk... Panjenengan iku kok mboten percaya teng kene... Niki obat panas saka ibu kula..
GBK       : Gak gak gak bisa... Ibu akan memanggil orang tua kalian sekarang... Besok orang tua kalian akan saya panggil... Sekarang perilah kalian.
ALL        ; HUUUUHHHH....
GDK       : Isisisis
Setelah berminggu-minggu mereka mendapat hinaan dimana-mana.
DA          : Yes... Kita berhasil menghancurkan geng itu. Akhirnya mereka benar-benar dibenci dan kita disukai.
Reza      : Eh ya, kita mau lulus nih. Terus kita nggak bisa ketemu lagi....huuhuhuhu
TT          : Eh... itu orang alay banget deh (sambil nunjuk geng D’ANGELS)
Vina       : Iya
Masalah tentang narkoba itu pun berangsur-angsur mengilang karena mereka akan segera lulus, jadi mereka mulai giat belajar dan memikirkan tentang hubungan anggota geng mereka.
Di tempat nongkrong D’KACANG.
Kiky      : Eh guys, gimana nih ? Kita mau lulus, hubungan our geng?
Rosi       : Ya gak papa... Kita kan sahabat, jauh dekat sama saja ?
Kiky      : Nggak gitu, aku feel our geng tidak akan bertahan.
Nadyah: Terus awakmu kepingin keluar ngunu dari geng iki ?
Kiky      : NO.., aku kan cuma bilang I just feel it dan …(ucapan kiky terpotong)
Jalu        : Lu juga sih Kok…kita kan sahabat. Lu bisa ngomong gitu itu darimana ? Jangan ngelantur.
Nadyah: Ki, tak kandani yo? Ketakutanmu iku tak beralasan.
Kiky      : Emm…Guys, look selama ini our geng never tenang. Banyak problem yang menimpa kita. Dari dulu until now, always ada fitnah yang mengatakan D’KACANG akan bubar. Kita ini tidak di like by the people.
RNJB     : HAH ?!?
Daffa     : Jangan ngurus orang-orang, geng geng siapa ? Masalah-masalah siapa ?
Mujib    : Iya, Ki.
Kiky      : Tapi…Mau gimana lagi ? Setiap hari kita dihina. Aku tired !
Rosi       : Lah itu kelemahanmu, Ki. Kamu gak kuatan kalo ngehadapin mulut orang-orang.
Kiky      :(beranjak dari tempatnya duduk) Oh.. Jadi sekarang you menghina me... Ok.. well let see guys... Jika our geng bisa bertahan until kita lulus, aku apologize, but if tidak... (pergi meninggalkan yang lain)
Nadyah: Wes.. nggak usah dipikirin. Kiki iku udah gila. Gak usah dipikirin (padahal dia sendiri sedamg memikirkannya).
Di rumah masing-masing, semua memikirkan perkataan Kiki. Disinilah mulai merenggangnya hubungan mereka
All          : Gimana kalo perkataan Kiki benar ? Huss.. Udah... Positif thinking
Nadyah: Kiki endi iki?
Rosi       : Mungkin dia masih marah.
Nadyah: Rek.. yo opo kalau omangannya Kiki bener ?
Jalu        : Sekarang kamu Nad, emang geng ini gak ada yang waras... Dengar Nad, Lu sendiri bilang jangan dipikirin, tapi Lu sendiri malah mikirin. Sadar dikit ngapa? Yang kayak aku gini loh.. biasa-biasa aja...
Nadyah: Aku yakin semua sing gek kene juga memikirkan, termasuk awakmu. Gak nyongko awakmu isok sesantai iki.
Jalu        : Terus gue harus ngapain ?
Mujib    : Ya kamu juga harus bantu mempertahankan geng ini. Jangan cuma ambil enak.
Jalu        : Nggak aku gak mau.
Daffa     : Nggak mau gimana sih ? Lu, kalau kamu ingin geng ini tetap bertahan, ya bantu dong ? Dasar...
Jalu        : Eh.. Lu jangan gitu kalau ngomong... biasa aja...
Mujib    : Yang gak bisa biasa itu kamu...
Jalu        : Lu diem aja bisa nggak sih... Ya tuhan... kalian bener-bener memuakkan ...
Nadyah: Wes Lu...
Jalu        : DIAM... Aku nggak suka cara bicaramu yang nggak karu-karuan itu. Dan lu (Mujib) jangan cari muka dan sok baik.
Daffa     : Kamu sendiri... (terpotong)
Jalu        : Lu juga, sok berperan dalam geng ini, padahal nyatanya lu cuma mementingkan dirimu.
Nadyah: Lu.. (terpotong)
Rosi       : Udahlah Nad, ini semua salahmu. Coba kamu gak ngomong kayak gitu tadi...
Jalu        : Tuhkan ? Semua di geng ini gak ada yang waras.
Nadyah: Kok dadi salahku... Aku ngomong ngunu soalnya lapo ? Gak iling sama janji kita dulu ah? Kita berjanji gak bakalan pisah. (akhirnya meluap-luap)
Semua pergi ke arah yang berlawanan.
-Di sekolah-
Di sekolah, mereka hanya diam tak ada yang bergeming sampai bel pulang sekolah berbunyi. Mereka sudah tahu tempat yang mereka tuju setelah pulang sekolah.
-Di taman-
Di taman pun mereka juga begitu. Diam seribu bahasa. Tak ada yang berinisiatif untuk memulai pembicaraan.
Hingga pada akhirnya…
Rosi       : Guys… apa kalian nyadar kalo kita udah nggak sejalan lagi kayak dulu ?
Rosi yang memulai pembicaraan dan langsung to the point. Mungkin ia tak ingin berbasa-basi mengenai hal ini.
Mereka masih terdiam.
Rosi       : APA KALIAN MASIH TETEP MILIH BUAT DIEM HAH ?
Daffa     : TERUS KITA HARUS APA ? JELASIN KENYATAAN KALO KITA EMANG UDAH NGGAK SEJALAN LAGI ? IYA ?
Mujib    : EH, NGGAK USAH NYOLOT DONG ! BISA NGGAK ?
Daffa     : Aku gak nyolot kok.Aku cuma jelasin kenyataan. Ooh, aku tahu. Kamu kan pacarnya, jadi kamu milih buat belain dia.
Mujib    : Aku emang pacarnya. Tapi aku tau yang mana yang salah dan mana yang benar.
NadyahWes tah rek.
Daffa     : Eh, lu nggak usah ikut campur deh. Asal lo tau ya, gue dari dulu nggak suka sama lo.
NadyahMbok pikir aku suka ambek awakmu. ENGGAK.
Rosi       : Udah Nadyah... Jangan memperburuk keadaan... Jangan jadi biang onar seperti Jalu.
Nadyah: Rosi... awakmu labil banget yo? Aku paling gak seneng ambek arek ngene iki...
Rosi       : Udah deh... Diem aja... Berisik ngedenger suara jembretmu itu...
Nadyah: Wes puas hah? Nek koyok gini mending bubar emang.
Mujib    : Udah dong ! jadi kalian mau kita pisah ?
NRD: IYA !! (sahut mereka bersamaan)
Mujib    : APA SALAM PERPISAHAN KITA KAYAK GINI ? HAH ?               
-Di rumah Daffa-
Daffa     : Assalamualaikum. Aku pulang. (ucapnya saat berada di depan pintu)
Mama Daffa: Wa’alaikumsalam. Dari mana aja ? kok baru pulang ? (ucapnya dengan nada ketidaksukaan)
Daffa     : Nggak dari mana-mana kok ma.
Mama Daffa: Halahh…paling habis main sama geng kamu kan ?
Daffa     :……(ia tak menjawab)
Mama Daffa: Daffa…jawab dong mamanya !
Daffa     : I…iy…iya ma
Mama Daffa: (mendengus kesal). Mama udah bilang berapa kali sih, nggak usah ikutan geng itu lagi. Waktu belajar kamu jadi kesita. Kamu nggak bisa belajar maksimal kalo kayak gini, Nak. Mama lihat, nilai kamu mulai turun, dan kamu juga minggu depan UN kan ? pokoknya, kamu harus segera ninggalin geng kamu itu. Paham ?
Daffa     : Tenang aja,ma. Aku bakalan ninggalin geng itu.
Mama Daffa: Sekarang, kamu masuk ke kamar. Ganti baju terus makan siang. Mama tunggu ya.
Daffa     : Iya ma.
Lalu Daffa pergi menuju kamarnya

-1 Minggu Kemudian-
Saat pengumuman kelulusan…
Semua murid berteriak LULUS tak terkecuali geng D’KACANG. Mereka semua berteriak senang.
-10 Tahun Kemudian-
-21 Mei 2024-
10 tahun telah terlewati. Anggota geng D’KACANG pun melewati jalan hidup mereka masing-masing. Hingga saat ini, mereka tak tahu dimana dan bagaimana keadaan anggota geng mereka dulu. Hingga pada suatu hari…
-Jalan Raya-
Priiiitt…
Seorang orang Polwan dan seorang Polisi sedang mengatur lalu lintas. Namun, salah seorang pelanggar menepi dari jalan raya. Karena salah seorang Polwan telah berhasil menilangnya.
Polwan  : Maaf, anda melanggar lampu merah dan juga tidak memakai helm. Mengapa anda tidak memakai helm ?
Pelanggar : Helm saya ketinggalan di rumah bu. (ucapnya sambil cengengesan)
Polisi : Nama anda siapa ?
Pelanggar : ……
Polisi: Bapak ! Nama anda siapa ? (ucapnya sekali lagi. Karena si pelanggar sedang melihat lurus ke depan tanpa menghiraukan polwan tersebut)
Pelanggar :Ah…iya (jawabnya gelagapan)
Polisi : Nama anda siapa ?
Pelanggar : Jalu Hardi. (sambil melihat name tag polwan)
Polisi : Ada apa bapak?
Pelanggar : Nggak Pak .
-Malam Harinya-
-Di rumah Nadyah-
Ia baru pulang kerja dan langsung ke kamarnya. Ia mengambil HP dari tempat tidurnya. Lalu, ia memencet huruf-huruf serta nomor yang ada di Smartphonenya. Ia mengirim pesan ke anggota gengnya dulu. Karena ia merindukan moment-moment tersebut, dan hanya berbalas rindu dari sms. Ia pun mempunyai ide…
N : “Eh, besok inget nggak tanggal berapa?”
K : “Tanggal 22, kenapa?”
R : “Tanggal 22, hari jadi pernikahan ke-2”
D : “Besok hari sibuk”
J : “Tanggal 22, waktunya bayar kontrakan. Kenapa ?
M : “Tanggal 22, hari gajian”
N : “Besok ketemuan yuk…”
-Keesokan harinya-
-Disebuah taman-
Mereka semua hadir si tempat ketemuan yang direncanakan Nadyah. Ditaman mereka  biasa nongkrong waktu SMP. Mereka semua berkumpul. Kecuali Nadyah. Dan akhirnya…
Nadyah: Maaf telat. Eh udah dateng semua. Kok ekspresi kalian gitu sih ? kalian nggak kangen sama aku ?
KRDJM : ENGGAK !!
Nadyah: Hmmmm… Eh ya Jib, kamu sekarang jadi apa ? sibuk ngapain ?
Mujib    : Emm…Nerusin bisnis ayahku. Lagi sibuk ngurus klien.
Kiky      : Kalo kamu jadi apa ? sibuk apa ? (tanyanya ke Nadyah)
Nadyah: Jadi Psikiater. Lagi sibuk ngerawat pasien. Eh, hari ini tanggal berapa ?
KRDJM : ……… (mereka melototin Nadyah)
Nadyah: Eeh…Ok ok. Tapi kalian bener-bener nggak inget hari ini tanggal apa ? kalian jahat banget sih !! hari ini ulang tahunku tau….
KRDJM : Eeyyy…
Kiky      : Kirain ada apa.
Nadyah: Terus, kalian cuma diem di situ tanpa ngucapin selamat kek, atau apa gitu ?
Rosi       : Iya deh, selamat ulang tahun ya…
Daffa     : Iya, selamat ulang tahun ya Nad…
Mujib    : Selamat ulang tahun nad, moga makin tinggi…
Kiky      : Selamat ulang tahun ya. Semoga makin sukses
Jalu        : Selamat ulang tahun ya. Tahun ini yang keberapa ?
Nadyah: 24. Eh ya, hadiahnya mana ?
Daffa     : Hadiah ? orang kamunya aja baru bilang barusan. Mana tau kamu ulang tahun hari ini.
Nadyah: Kalo gitu aku mau 1 permintaan buat kalian.
KRDJM : Apa ?
Jalu        : Tapi jangan mahal-mahal ya, lagi bokek.
Nadyah: Aku minta kita balik lagi kayak dulu.
Semua terdiam, masih mencerna perkataan Nadyah barusan.
Nadyah: Hari ini kan ulang tahunku. Aku mau hadiah yang special. Kalian mau ya ? ya ? ini bukan Cuma buat aku, tapi kita semua.
Rosi       : Ok lah.
Mujib    : Ok
Jalu        : Iya.
Kiky      : Ok deh
Daffa     : Iya deh.
Nadyah: Kalo gitu saling minta maaf dong ?
Dan akhirnya mereka semua berbaikan dan bahagia di taman itu. Serta geng yang dulu pernah hilang, kini telah kembali.

THE END


 Notes : Apa yang salah dari perbedaan ? Bukankah perbedaan adalah bumbu ketika persamaan sudah tak lagi menyenangkan ? Lalu, kenapa kau meninggalkan ?

Keterangan :
TT=Teman-teman
GDK=Geng D'Kacang
GBK=Guru BK
DA=D'Angels
R=Rosi
N=Nadyah
M=Mujib
J=Jalu
K=Kiky
D=Daffa

Rabu, 18 Februari 2015

Teks Pidato Disiplin

Bismillahhirrohmanirrohim
Yang terhormat ibu guru pembimbing
Dan teman teman yang saya sayangi
Assalamualaikum wr wb.
Alhamdulillahirrobbil‘alamin wasalatuaslamualaasrofilambiaiwarmursalin. Waalaalhiwaashabihirosulillahhiajmain.
Puji syukur kita ucapkan kediran allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan hidayahnya sehingga kita bisa hadir tanpa rintangan apapun ditempat dan waktu yang baik ini.
Selawat beriring salam kita sampaikan kepada nabi besar muhammad SAW . yang telah membawa kita dari zaman kegelapan ke zaman yang terang dengan ilmu pengetahuan seperti sekarang ini.
Saya ingin menyampaikan terimakasih kepada guru pembimbing karna memberikan saya kesempatan untuk menyampaikan sebuah pidato. Saya mengambil kesempatan yang sangat berharga ini untuk menyampaikan pidato yang berjudul disiplin kunci kesuksesan.
Disiplin adalah taat, patuh dan ikut terhadap peraturan yang ada yang bertujuan untuk membuat semua hal yang kita lakukan menjadi teratur dan sesuai dengan apa yang kita inginkan. Macam-macam disiplin yang kita temui didalam kehidupan sehari hari yaitu disiplin di sekolah, disiplin di rumah, dan yang terutama adalah Disiplin waktu
1.  Disiplin sekolah adalah usaha sekolah untuk memelihara perilaku siswa agar tidak menyimpang dan dapat mendorong siswa untuk berperilaku sesuai dengan norma, peraturan dan tata tertib yang berlaku di sekolah.
Tujuannya adalah :
Ø  memberi dukungan bagi terciptanya perilaku yang tidak menyimpang.  mendorong siswa melakukan yang baik dan benar,
Ø  membantu siswa memahami dan menyesuaikan diri dengan tuntutan lingkungannya dan menjauhi melakukan hal-hal yang dilarang oleh sekolah, dan
Ø  siswa belajar hidup dengan kebiasaan-kebiasaan yang baik dan bermanfaat baginya serta lingkungannya.
2.  Disiplin dirumah. Yaitu membiasakan diri hidup disiplin dari bangun tidur hingga tidur lagi . dengan melakukan aktifitas- aktifitas yang bermanfaat seperti
bangun pagi dan menyiapkan diri untuk berangkat kesekolah, Mengerjakan pekerjaan rumah pada waktu yang telah ditentukan, membersihkan rumah sesuai dengan tepat waktu, dan sebelum kita melaksakan aktivitas, sebagai umat beragama kita wajib melaksanakan ibadah tepat pada waktunya dan berdoa agar apa yang kiita lakukan diberkati dan diridhoi oleh allah swt. Setelah selesai beibadah barulah kita melaksakan aktivitas kita sebagaimana biasanya.
Jika kita membiasakan disiplin dirumah dari hal-hal kecil. Maka kita akan terbiasa disiplin dimana pun kita berada. Jika kita disiplin hidup yang kita jalani akan sesuai dengan apa yang kita inginkan , dan akan berjalan teratur.
3.  Disiplin waktu adalah sikap disiplin yang paling utama. Banyak orang yang menyia-nyiakan waktu demi kesempatan yang lain. Contohnya, karena kesibukan segala aktifitas urusan dunia, seseorang jadi sering menunda-nunda kewajiban amal ibadah atau amal kebaikan. Dalam Al-Qur’an Surah Al-Ashr (103) ayat 1-3, Allah SWT berfirman yang artinya sebagai berikut::
Ø  Demi masa.
Ø  Sesungguhnya manusia itu benar-benar dalam kerugian,
Ø  Kecuali orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal shalih dan nasihat menasihati supaya mentaati kebenaran dan nasehat menasehati supaya menetapi kesabaran.
Ayat tersebut menjelaskan bahwa manusia memang benar-benar berada dalam kerugian apabila tidak memanfaatkan waktu yang telah diberikan oleh Allah secara optimal untuk mengerjakan perbuatan-perbuatan baik.
Maka dari itu tanamkanlah sikap disiplin sejak kecil. Mulai dari sikap disiplin yang kecil hingga sifat disiplin yang besar. Agar kita selalu mendapatkan apa yang kita inginkan.
Baiklah, cukup sekian pidato singkat saya. Lebih dan kurang saya mohon maaf.

Wassalamualaikum wr.wb

Jumat, 30 Januari 2015

Cerpen Pengalaman Pribadi #part 1


Seragam Sekolahku

Namaku Evi,. Biasanya hari Senin adalah hari yang paling sial dan menyebalkan bagiku. Sekarang, pukul 06.20. Oh tidak! Aku belum menyisir rambutku, belum pakai kaos kaki, belum pakai sepatu. Ya ampun! Bagaimana aku bisa seceroboh ini? Belum lagi aku harus naik sepeda ke sekolah dengan jarak 3 km yang biasanya ditempuh dengan waktu 20 menit. Tapi, sebelum itu aku harus menjemput temanku ke rumahnya untuk berangkat bersama. Akhirnya aku pun siap untuk berangkat, aku berharap agar tidak telat nanti. Setelah aku lewat depan rumah temanku, Pipit namanya, ia sudah ada di depan rumahnya siap untuk berangkat bersamaku, ia pun memanggilku.
“Hei, tumben telat. Ayo cepetan berangkat” ucapnya.seraya mengambil sepeda miliknya
“Iya, aku bangun kesiangan” jawabku
Aku dan Pipit pun berangkat bersama. Namun, insiden yang tak disengaja pun terjadi. Kami berdua terciprat air dari selang tetangga Pipit yang ingin memandikan kucingnya yang sedang berada diatas pohon. “Vi, gimana nih ? baju kita basah meskipun nggak semuanya sih” kata Pipit. “Ya sama, aku juga. Terus kita harus gimana lagi ? kita nggak boleh telat Pit ! hari Senin kan Upacara” jelasku panjang lebar. “Oh iya, yaudah cepetan keburu gerbangnya ditutup nanti!” ucapnya sekali lagi. Lalu aku dan Pipit pun meneruskan perjalanan ke sekolah dengan perasaan campur aduk. Akhirnya sampailah kita berdua di tempat parkir sepeda. Kami pun berlari menuju sekolah, berharap agar gerbang belum ditutup, dan syukurlah gerbang belum ditutup dan Jam masih menunjukkan pukul 06.45. Kami pun merasa sangat lega meskipun masih ngos-ngosan karena berlari tadi. Pipit pun bertanya “Vi… ba...jumu udah kering belum? Bajuku belum… kering nih!” tanyanya sambil tersenggal-senggal karena nafasnya masih memburu. “Belum” jawabku singkat. Kami berdua pun berjalan menyusuri koridor kelas,dan akhirnya sampailah di kelas kami.
Di kelas pun teman-teman bertanya tentang seragam kami yang basah, salah satunya Vina “Pipit, Evi kalian habis ngapain? Kok seragam kalian basah semua? Jangan-jangan kalian…” Tanya Vina menginterogasi. “Apa?”. “Jangan-jangan kalian kecebur kolam ya? Hahaha…” ucap Vina. “Bukannnn…kita habis mandi lagi bareng kucing, tau!” ucap Pipit. “Hahh…maksudnya?” Tanya Vina tak mengerti arah pembicaraan Pipit. “Tadi, kita nggak sengaja keciprat air buat mandiin kucing tetangganya Pipit, jadi serasa mandi lagi bareng kucing” jelasku. “Ooh, jadi gitu”. “Eh ya, kita jam ketiga setelah upacara pelajaran apa?” Tanya pipit pada Vina seraya berjalan menuju bangkunya untuk meletakkan tas. “Matematika” jawab Vina singkat. “Hahh…matematika?” tanyaku spontan. Otomatis semua pandangan anak-anak di kelas tertuju padaku. “Kenapa?” Tanya Pipit. “Emm..mmm …nggak kok” jawabku dengan asal. Bel pertama pun berbunyi, semua murid bergegas untuk ke lapangan belakang untuk memulai Upacara bendera hari Senin. Upacara hari ini pun terlalui lancar, semua anak bergegas untuk ke kelasnya masing-masing. Entah itu untuk membersihkan kelas atau yang lainnya. Jam ketiga pun berbunyi, waktunya untuk memulai pelajaran matematika yang menguras otak.
Pada waktu istirahat, leganya bisa melewatkan pelajaran yang mematahkan semangat dengan rumus-rumusnya, aku pun keluar dari kelas untuk menenangkan perut yang kosong, saat sampai ke kantin, “aduh aku lupa bawa uang jajan” ucapku dalam hati, lalu aku merutuki kecerobohanku, ya sudahlah itu memang kesalahanku bagaimana pun aku harus menerima resiko ini, datanglah teman baikku, Ayu namanya. Ia mentraktirku makan, lalu hati ini bergejolak seperti air yang menyambar api, dengan senangnya, aku pun mengucapkan terima kasih untuk temanku.
Semua pelajaran di hari ini selesai sudah, kepalaku berdenyut pusing. Bel pulang sekolah pun telah berbunyi, waktunya untuk segera pulang. Namun, awan hitam di langit dan hujan yang lebat itu memaksaku dan kawan-kawan untuk tetap berada di sekolah. Pasalnya, jika kita kita menerobos hujan, kami akan basah kuyup. Sedangkan seragam kami masih dipakai besok. Akhirnya perlahan-lahan hujan pun reda, meskipun masih ada awan hitam di langit. Aku dan Pipit buru-buru mengambil sepeda kami di parkiran. “Ayo Vi, cepetan” ucap Pipit padaku. Setelah kami mengambil sepeda, kami berdua lekas pulang.
Rumah Pipit lebih dekat dari sekolah dibanding rumahku, jadi Pipit sampai rumah lebih dulu. Di perjalanan pulang, kulihat air menggenang di sudut-sudut jalanan, dampak dari hujan deras tadi. Kupercepat laju sepedaku, namun masih hati-hati, karena aku takut tergelincir. Tiba-tiba ada seseorang yang naik motor, ia melaju sangat cepat hingga motor itu menciprati aku, tepatnya seragamku dengan air di sudut jalan. Aku pun kesal karenanya. Besok seragam ini masih dipakai, tapi sudah kotor dan basah gara-gara orang tersebut. “Hei…hati-hati dong” teriakku. Namun, orang tersebut tak menggubris teriakanku. Aku pun makin kesal dibuatnya. Noda di seragamku perlahan makin terlihat setelah aku sampai di rumah.
Sesampainya dirumah pukul 01.45, dan aku pun di Tanya oleh Mama “Vi, kamu tadi nggak kehujanan kan?”. ”Enggak” jawabku singkat. “Seragammu kenapa? Kok kotor gitu?” Tanya Mama padaku. “Habis kecipratan air di jalan tadi” jelasku sambil cemberut. “Ooh, cepetan ganti baju sana! Biar seragamnya Mama cuci” ucap Mama. “Emang bisa kering?” tanyaku. “Ya bisa lah. Udah sana cepetan ganti baju”. Aku pun segera ganti baju dan memberikan seragamku pada Mama untuk di cuci. Lalu, aku makan siang dengan lauk yang sudah disiapkan oleh Mamaku sejak tadi. Aku pun makan dengan lahap, seperti orang kelaparan. Ya, memang aku kelaparan kan?
Paginya, aku bangun lebih pagi dari kemarin. Aku pun lekas ambil air wudhu untuk sholat shubuh, mandi, ganti baju…oh tunggu Seragamku udah kering belum ya? Tanyaku dalam hati. Aku pun bertanya pada Mama. “Ma, seragamku mana? Udah kering belum?”. “Udah, ada di lemari kamu” ucap Mama dari dapur. Aku pun segera menuju lemari. Kulihat seragam putih biruku digantung di dalam lemari. Aku pun segera memakainya dan lekas menuju meja makan untuk sarapan pagi. Di meja makan aku membuka percakapan dengan Mama “Ma, seragamnya kok bisa kering sih? Mama apain sampe bisa kering?”. “Habis dicuci, di jemur. Tapi meskipun dijemur kan nggak begitu kering, terus Mama setrika” jelas Mama panjang lebar. “Ooh” jawabku singkat. Akhirnya aku pun mengawali hari Selasa ini dengan hati yang bahagia, tidak seperti hari Senin kemarin.
TAMAT